Pemilihan legislatif dan pilpres serentak usai sudah kita lalui. Banyak momen penting dan catatan menarik yang tersaji dari hasil pertarungan para petarung-petarung parlemen. Walaupun belum ada hasil resmi dari KPU terkait dengan partai dan caleg yang berhasil mendapatkan kursi di parlemen nantinya, namun kecenderungan sudah bisa terbaca, baik itu dari hasil quick count, real count kpu yang masih terus dilakukan dan juga hasil hitungan internal dari masing-masing partai dan caleg. Bahkan para caleg sudah dengan berani dan terang-terangan mengklaim kemenangan diikuti dengan ucapan selamat dari para tim sukses, realawan, simpatisan dan beberapa kelompok masyarakat yang berbahagia karena “ayam jago”nya akhirnya menang.
Momen penting yang bisa kita saksikan pada kontestasi politik tahun ini adalah sepertinya kita harus sama-sama berbesar hati bahwa “money politic” sebagai musuh demokrasi kita masih terjadi bahkan semakin terang-terangan, massive dan terstruktur. Menjelang tanggal 14 Febrauri 2024 Semua orang sepertinya dengan terbuka menanti-nanti serangan fajar, disisi lain para caleg sibuk mengatur dan menata tim-timnya untuk medistribusikan serangan fajar. Seperti gayung bersambut, kita semua sama-sama melukai dan menodai demokrasi kita. Pada akhirnya yang menang adalah caleg yang paling rapi mengatur peluncur-peluncurnya guna memastikan serangannya tepat sasaran (1 amplop 1 suara). Menyaksikan hal ini, para akademisi dan kaum rasional semoga tidak menjadi pesimis akan demokrasi bersih untuk Indonesia.
Terkhusus untuk pileg DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara di Dapil 1 (Kota Kendari), pertarungan kali ini rasa-rasanya seperti ajang memanaskan mesin dan mengukur kekuatan bagi mereka yang berminat untuk menjadi Walikota Kendari. Berdasarkan hasil quickcount The Haluoleo Institue dan juga realcount Sirekap KPU, kecenderungan partai dan caleg yang berhasil mendapatkan kursi dari total 6 kursi yang diperebutkan sudah bisa terbaca.
PKS (Sudirman), NasDem (Sudarmanto), Aksan Jaya Putra (Golkar), Hj. Gunartin (PDI-P), Hj. Isyatin Syam (Demokrat), dan Abd. Rasak (PPP). Tiga Caleg dari enam Caleg yang untuk sementara dianggap sebagai pemenang Pileg DPRD Prov. Sultra di Dapil 1 tersebut dari jauh-jauh hari memang sudah santer terdengar akan maju sebagai calon Walikota Kendari yaitu Sudirman, Aksan Jaya Putra dan Abd Rasak. Walapun masih ada nama-nama lain seperti Sulkarnain (Mantan Walikota, Siska Karina imran (Mantan Wakil Walikota), Giona Nur Alam (Caleg Nasdem), Abdul Rahman, Ishak Ismail dan Ld. M. Inarto.
Namun jika kita lihat dari hasil perolehan suara DPRD Kota Kendari dari hasil pleno tingkat kecamatan se-Kota Kendari, komposisi partai yang masuk parlemen hanya sebanyak 9 partai untuk 35 kursi. Golkar dan PKS (6 Kursi), Nasdem dan PDI-P (5 Kursi), Demokrat dan PAN (4 Kursi), Gerindra dan Perindo (2 kursi) dan PPP (1 Kursi).
Dari komposisi tersebut maka tidak ada 1 partaipun yang memperoleh 20% kursi di parlemen (7 kursi) sebagai syarat minimal untuk mengajukan calon walikota. Maka partai harus melakukan koalisi untuk mencukupkan syarat minimal tersebut.
Maka jika kita melihat kemungkinan koalisi berdasarkan distribusi kursi maka paling banyak hanya 4 (empat) pasang calon saja yang kemungkinan akan bertarung). Golkar, PKS, Nasdem dan PDI-P akan menjadi partai teratas yang akan memimpin dan menarik partai lain untuk berkoalisi karena jumlah kursi yang tergolong lebih besar. Sedangkan jika berbicara lobi-lobi politik dengan berbagai macam tarik ulur dan kepentingan partai bisa jadi hanya ada 3 atau mungkin hanya 2 pasang calon yang akan terbentuk dan bertarung, hal ini diperkuat dengan kondisi hubungan antar partai di tingkat bawah (Kab/Kota) yang cenderung lebih cair dibanding tingkat atas (pusat).
Golkar, Nasdem dan PKS tentunya punya pekerjaan rumah sendiri untuk menentukan siapa yang akan mereka usung karena ada beberapa kader potensial yang dimiliki. Golkar kemungkinan besar akan mendorong AJP atau Ld. M. Inarto sebagai calon walikotanya, PKS menawarkan Sulkarnain atau Sudirman, dan Nasdem memiliki Sudarmanto dan Giona Nur Alam.
Sedangkan di PDI-P cenderung lebih adem karena hanya ada nama Ishak Ismail yang menguat saat ini. Namun perlu diingat nama-nama tersebut adalah yang hanya nampak secara kasat mata, akan ada banyak perpsektif dan pertimbangan yang bisa jadi membolak-balikkan kemungkinan ini.
Hubungan emosional dan relasi para petinggi-petinggi partai tersebut menjadi indikator lain yang tidak mudah untuk dibaca dan ditebak yang tentunya bisa menjadi kunci penentu siapa yang akan dipromosikan.
Lalu bagaimana dengan calon-calon lain yang mengemuka namun tidak menjadi bagian dari partai yang memperoleh kursi yang besar? Jawabannya tergantung pada kesiapan mereka terhadap finansial, relasi politik, kecenderungan geopolitik, dan kekuatan infrastruktur tim-nya.
Kesiapan finansial masing-masing calon bisa menjadi kartu as, tidak bisa dipungkiri “cost politic” menjadi indikator penting dalam menentukan siapa yang kuat dan paling berpeluang untuk menjadi kepala daerah.
Maka besarnya finansial baik secara pribadi dan juga donatur yang menjadi bekingan para calon akan menjadi penentu awal siapa yang bakal bertarung nantinya. Fenomena calon yang membeli atau memberikan mahar kepada partai politik untuk mendapatkan dukungan bukan lagi rahasia. Banyak contoh kasus calon kepala daerah yang bukan kader dari partai politik manapun karena kekuatan finansialnya bisa mendapatkan dukungan partai dan akhirnya maju bertarung. Kekuatan tim kerja sebagai pendukung dan peluncur masing-masing calon juga akan menjadi infrastruktur penting yang harus dimiliki oleh calon.
Pada akhirnya hasil pileg kemarin menjadi data awal yang paling akurat untuk memetakan kekuatan calon-calon Walikota Kendari. Menarik kita tunggu ketetapan KPU terkait hasil pileg DPRPD Prov. Sultra Dapil 1 (Kota Kendari), siapa caleg-caleg yang didaulat sebagai pemenang, berapa banyak peroleh suaranya dan dimana saja kantong-kantong suaranya adalah cerminan dari kekuatan mereka berdasarkan indikator-indikator yang sudah dibahas sebelumnya. Pileg akan menjadi alat paling sederhana untuk mengukur dan memetakan siapa-siapa saja petarung yang akan turung gelanggang pada pilwali Kota Kendari nantinya.
Oleh : Dr. (Cand.) Muhammad Tanzil Aziz Rahimallah, S.IP., M.I.P.
Komentar